Jenis industri mengalami penurunan yaitu industri makanan -2,79 persen, industri tekstil -6,57 persen, industri kayu, rotan dan Sejenisnya -7,26 persen, industri logam dasar -15,81 persen, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya -10,58 persen, industri peralatan listrik -11,29 persen dan industri furnitur -7,33 persen.
Untuk pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III tahun 2016 dibandingkan Triwulan III Tahun 2015, mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 17,53 persen, katanya di Gorontalo, Selasa.
"Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS), juga mengalami kenaikan sebesar 3,74 persen dibandingkan dengan produksi triwulan II tahun 2016," jelasnya.
Jika dibandingkan dengan triwulan III tahun sebelumnya, secara umum pertumbuhan IBS triwulan III tahun 2016 masih mengalami kenaikan sebesar 7,76 persen.
Ia menambahkan, pembangunan bidang industri merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
"Di samping itu perlu adanya kelanjutan fungsi sumber daya industri itu sendiri untuk dapat menopang kehidupan manusia antar generasi," ujarnya.
Menurutnya kontribusi sembilan sektor lapangan usaha Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur (manufacturing industry) tetap memberikan sumbangan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Meskipun di Provinsi Gorontalo masih didominasi sektor pertanian," tukasnya.
IMK merupakan bagian dari sektor industri manufaktur, yang mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan di Indonesia.
Industri mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang, sedangkan industri kecil adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 5-19 orang.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar