Hal itu ditunjukan nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan III-2016 yang besarnya di atas 100, yaitu 107,89, kata Eko Marsoro di Gorontalo, Minggu.
Meningkatnya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III-2016, terutama didorong oleh peningkatan volume konsumsi barang dan jasa rumah tangga (117,61), serta tingginya pendapatan rumah tangga (107,68).
Dilihat dari komponen penyusun ITK, indeks volume konsumsi barang dan jasa tercacat 117,61 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 117,50.
Peningkatan tersebut diduga terjadi akibat fenomena musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang umumnya menyebabkan peningkatan volume konsumsi, khususnya bahan makanan, pakaian, makanan jadi, dan transportasi.
Selain itu, pada Triwulan III-2016 tahun ajaran baru sekolah dimulai, sehingga konsumsi pendidikan juga cukup tinggi.
BPS memprediksi nilai ITK Provinsi Gorontalo pada triwulan mendatang sebesar 103,74, lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
"Hal ini berarti kondisi ekonomi konsumen diprediksi akan membaik, dengan optimisme yang lebih rendah," ujarnya.
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang diperkirakan terjadi karena tingginya rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan pesta atau hajatan oleh konsumen dengan indeks mencapai 109,59.
"Tingginya indeks tersebut terutama didorong oleh tingginya rencana pelaksanaan pest pada triwulan IV sebesar 117,41," tambahnya.
Secara umum, kondisi ekonomi konsumen di provinsi-provinsi se-Pulau Sulawesi pada Triwulan III-2016 membaik dari triwulan sebelumnya.
Hal tersebut terlihat dari nilai ITK Triwulan III-2016 yang berada di atas 100 untuk semua provinsi se-Pulau Sulawesi.*
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar