Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Hasan Jauhari pada acara 2nd Indonesia-Korea SMEs Business Inovation Forum di Jakarta, Kamis, mengungkapkan kerja sama dan sinergi antara Indonesia dengan Korea Selatan di bidang pengembangan inovasi UKM merupakan langkah strategis.
"Kita harus mengakui, inovasi produk UKM Indonesia masih ketinggalan. Sedangkan Korea Selatan adalah sebuah negara yang unggul dalam hal inovasi di sektor UKM. Jadi, kerja sama dan sinergi ini merupakan langkah strategis agar UKM kita mampu melakukan inovasi, sehingga produk yang dihasilkan UKM memiliki daya saing di pasar global," kata Hasan.
Di hadapan sekitar 50 delegasi dari Korea Selatan dan 100-an UKM Indonesia, Hasan berharap agar ajang ini dapat dijadikan sarana untuk berdialog dan bertukar pikiran dalam menumbuhkan jiwa inovasi di kalangan UKM Indonesia.
"Korea Selatan ini negara nomor satu di dunia di bidang inovasi UKM. UKM kita harus mampu memanfaatkan hal ini dengan aktif melakukan tukar informasi, sehingga bisa terjalin kerja sama antar UKM kedua negara," kata Hasan.
Meski begitu, kata Hasan, inovasi UKM tetap harus berlandaskan kearifan lokal sebagai nilai tambah keunggulan produk UKM asal Indonesia.
Sementara inovasi produk UKM Korea Selatan sudah berbasis teknologi atau technopreneur.
Selain inovasi, UKM kita juga harus melangkah ke dunia teknologi komunikasi dan informasi (ICT) yang sekarang sedang marak. Oleh karena itu, karena tuntutan pasar seperti itu, UKM kita harus memaksa diri untuk migrasi dari pemasaran luar jaringan ke dalam jaringan, kata Hasan.
Apalagi, kata dia, prospek pasar daring di Indonesia sangat besar, dengan peningkatan sekitar 19 persen setiap tahunnya.
"Jelas ini amat prospektif bagi UKM Indonesia. Maka dari itu, kita terus melakukan pelatihan-pelatihan untuk UKM agar bisa melakukan inovasi di antaranya, turut mengembangkan Kampung UKM Digital agar mampu memasarkan produk secara online," kata Hasan.
Hasan menambahkan kerja sama dan sinergi dua negara ini sifatnya akan saling menguntungkan bagi UKM di kedua negara.
"Ada yang mereka punya, kita tidak punya. Begitu juga sebaliknya, ada yang kita punya tapi mereka tidak punya. Kondisi itulah yang diharapkan mampu memberi nilai tambah bagi UKM kedua negara," kata Hasan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Pimpinan ASEM SMEs Eco-Inovation Center (ASEIC) Kim Se Jong mengatakan kerja sama dan sinergi ini merupakan tindak lanjut konkret dari kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo tersebut disepakati bahwa kemitraan strategis antara Indonesia dan Korea Selatan sudah ditingkatkan menjadi kemitraan strategis istimewa.
"Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi kontribusi terbesar bagi kedua negara di bidang pengembangan UKM di Indonesia," kata Kim Se Jong.
Ia menambahkan, sudah banyak dukungan untuk Korea Selatan dalam mengembangkan UKM di Indonesia.
"Saya melihat kedua negara serius untuk meningkatkan inovasi produk UKM. Bisa juga sebagai pemicu untuk sinergi inovasi kedua negara untuk UKM. Di samping itu, kerja sama ekonomi kedua negara ini juga harus dilandasi keaktifan para UKM", imbuh dia.
Sedangkan Penasihat Menteri dan Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Republik Korea Kim Chang-nyun mengatakan, pihaknya melihat Indonesia sebagai pasar potensial yang merupakan pasar di Asia terbesar sebesar 40 persen.
"Indonesia memiliki SDM yang besar, sumber daya alam yang besar, juga konsumen yang juga besar. Banyak perusahaan asal Korea Selatan sudah berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan sangat memperhatikan Indonesia, khususnya dalam hal pengembangan UKM," kata Kim Chang-nyun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar