Ekonomi Daerah: Pertamina dinilai lebih kompeten mengelola panas bumi

Laman

Kamis, 27 Oktober 2016

Pertamina dinilai lebih kompeten mengelola panas bumi

Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pengamat energi dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mendukung pernyataan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang meminta PT PLN (Persero) lebih fokus pada transmisi tenaga listrik ketimbang masuk pada bisnis panas bumi.

"Upaya PLN masuk bisnis panas bumi sebenarnya bisa saja, karena perusahaan itu bergerak di bidang energi. Namun ada BUMN lain yang lebih berkompeten dan punya kemampuan mengelola panas bumi yaitu PT Pertamina," kata Yusri, ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut Yusri, Pertamina sesungguhnya lebih siap karena perusahaan ini terbukti berpengalaman mengembangkan panas bumi seperti Gunung Rajabasa, Dieng dan Lahendong.

Menurut catatan Yusri, Dinas Geothermal Pertamina pertama dibentuk 1974 dan pertama mengirim orang ke New Zealand Tahun 1979. "Soal panas bumi, Pertamina lebih ekspert. Bahkan jauh sebelumnya perusahaan itu sudah mengembangkan sumber daya manusia dengan menyekolahkannya ke New Zealand", katanya.

Untuk itu, ia mendukung PLN agar fokus dalam menuntaskan target program penyediaan transmisi listrik 35.000 MW yang merupakan tugas dari pemerintah.

Sebelumnya diberitakan, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengkritisi keinginan manajemen PLN yang berminat masuk dalam pengelolaan panas bumi, karena maslaah utama distribusi tenaga listrik saja belum tuntas.

Jonan mengakui bahwa rasio elektrifikasi Indonesia saat ini sudah mencapai 88,3 persen, namun belum merata, karena itu pembangunan transmisi tenaga listrik mutlak dilakukan agar distribusi kelistrikan merata di wilayah Tanah Air.

Selama ini, rasio elektrifikasi hanya mmenghitung konsumsi listik rumah tangga tanpa menghitung fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdapat di wilayah bersangkutan.

Seperti diketahui, PLN berminat untuk mengakuisisi 50 persen saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk kembali menggiatkan lini bisnis panas bumi. PLN pun diketahui akan ikut lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Salak dan Darajat milik Chevron.

Di sisi lain, pemerintah menargetkan pembangunan transmisi pada megaproyek 35.000 MW bisa mencapai 46.597 kilometer.

Saat ini sepanjang 16.079 km atau 35 persen, sudah memasuki pelaksanaan konstruksi dan sepanjang 26.709 km memasuki masa pra konstruksi.

Sedangkan transmisi yang sudah beroperasi tercatat sepanjang 3.809 km, atau 8 persen dari target.

Editor: Hence Paat

COPYRIGHT © ANTARA 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar