Sherly Hako (47), seorang pengrajin tirai enau di desa Luwoo, Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis, mengatakan, saat ini produksi di tempatnya menurun hingga 50 persen.
"Hal tersebut karena saat musim hujan, kami membutuhkan waktu lebih lama untuk menjemur bahan baku," ungkapnya.
Biasanya untuk menjemur bahan baku enau, hanya dibutuhkan tiga hari saja, namun saat ini membutuhkan waktu hingga satu minggu agar bahan baku benar-benar kering dan bisa digunakan.
"Saat musim panas, kami bisa memproduksi hingga 150 tirai dalam sehari, namun saat ini berkurang hingga setengahnya," kata Sherly yang memiliki tujuh orang pekerja.
Sherly juga mengaku bahwa tirai enau miliknya telah dijual hingga keluar daerah yaitu makassar, Merauke, Jayapura dan Manado.
Harga yang ditawarkan untuk harga satuan tirai enau yaitu Rp150 ribu per lembar dan Rp75 ribu perlembar untuk pembelian sebanyak seratus lembarnya.
Sementara itu, Herman Asuma, perajin lainnya mengaku, untuk mebuat tirai enau, bahan baku yang digunakan harus benar-benar sudah kering dan tidak dapat menggunakan batang yang masih berwarna hijau.
"Jika bahan baku sudah siap diproduksi, dalam waktu satu jam saya bisa membuat satu unit tirai besar dan satu tirai kecil dalam waktu setengah jam," katanya.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar