Suryono, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Gorontalo mengatakan, GNNT pertama dicanangkan pada 14 Agustus 2014.
"Gerakan ini sangat masif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke dengan tujuan agar masyarakat lebih paham dan lebih sadar dan bisa melakukan sebagian transaksinya dengan cara non tunai," jelas Suryono.
Untuk transaksi non tunai menurut Suryono memiliki banyak jenis, seperti transfer, kartu elektronik dan agen Layanan Keuangan Digital (LKD).
"Yang melaui agen LKD kita memang jumlahnya belum terlalu banyak, karena agen LKD baru 555 agen, dan ini merupakan tantangan bagi kita karena kedepan harus lebih baik lagi," ungkap Suryono.
Ia mengatakan, untuk Gorontalo pembayaran bagi pegawai honorer sudah dilakukan melalui non tunai dan diharapkan 99,9 persen pembayaran dilakukan non tunai.
"Kelebihan dari non tunai yaitu, cepat, aman, efesien, dapat menghindari kecurangan dan disiplin," pungkasnya lagi.
Sedangkan untuk kesiapan dari pihak Perbankan, menurut Suryono sudah sangat siap namun masih membutuhkan peningkatan.
"Kita juga terus meminta kepada seluruh pihak Perbankan untuk melengkapi infrastruktur dan didistribusikan ke daerah-daerah yang sulit terjangkau," kata Suryono.
Sedangkan untuk target capaian GNNT, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo mengatakan harus dilakukan secepat mungkin.
Sementara itu, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha yang juga turut hadir pada kampanye GNNT mengaku sangat mengapresiasi hal tersebut dan mendukung.
"GNNT harus lebih digaungkan, karena banyak manfaat yang kita dapatkan dari pembayaran non tunai, yaitu aman, cepat, akurat, mudah, murah dan menghilangkan praktek penyimpangan," kata Wali Kota.
Pada kegiatan itu juga, turut dihadiri oleh Zivanna Letisha Siregar, Putri Indonesia 2008 yang menjadi narasumber pada saat talkshow bersama Wali Kota Gorontalo, Marten Taha.
Kemudian Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Suryono dengan moderator, Agus Lahinta. yang dihadiri oleh 250 peserta dari siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar