"Selama ini, pasokan sayur kol maupun kembang kol di daerah ini, berasal dari wilayah Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan," ujar Azis, petani di Desa Didingga yang mulai membudidayakan kol, Jumat.
Setelah diujicobakan di wilayah itu, kata Azis, di lahan seluas satu hektare, ternyata sayuran kol bisa tumbuh dan berkembang, padahal sebelumnya petani sempat pesimis mengingat kondisi cuaca yang tidak sedingin wilayah Modoinding, dinilai tidak mendukung pembudidayaannya.
Budidaya awal yang telah berhasil dilakukan, sudah melewati masa panen dan berhasil dipasarkan di sejumlah pasar tradisional di wilayah barat itu.
Azis mengaku langsung melaporkan keberhasilan tersebut kepada Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Wakil Bupati Gorontalo Utara Roni Imran pada kunjungan kerjanya, agar petani sayuran di daerah ini mulai mendapat perhatian.
Kendala utama adalah pasokan bibit, sebab saat awal uji coba membudidayakannya, Azis membeli bibit melalui "online" yang didatangkan langsung dari Sakata, Jepang.
"Kendala utamanya hanyalah pengadaan bibit, namun petani sangat berharap bisa mendapatkan tambahan bantuan modal usaha serta dukungan sarana prasarana untuk peningkatan produksi," ujar Azis.
Terkait pemasaran kata dia, tidak mengalami kendala sebab sudah bisa dipasarkan di tingkat lokal seharga Rp10.000 per buah.
Namun untuk pemasaran kembang kol perlu dicarikan jalur distribusinya sebab masih kurang diminati konsumen lokal.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyambut positif budidaya kol di wilayah tersebut.
"Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, mendukung sepenuhnya budidaya pertanian ini dan diharapkan arealnya semakin diperluas melalui dukungan bantuan bibit maupun fasilitas pendukung lainnya," ujar Gubernur Rusli.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar