Kepala Perum Bulog Sulteng melalui Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Bulog setempat, Bahar Haruna di Palu, Senin membenarkan langkah mengirim beras keluar daerah.
Bulog Sulteng pada 2017 ini telah ditargetkan untuk jadi Divisi Regional (Divre) Bulog mandiri dalam pemenuhan stok beras nasional di daerah itu.
"Kita terus berusaha untuk tidak lagi mendatangkan beras dari luar seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya," kata dia.
Bulog Sulteng mulai sekarang ini harus bisa terlepas dari ketergantungan pengadaan dan penyediaan beras karena ditopang dari daerah lain.
Karena itu, kegiatan pengadaan beras di Sulteng sejak Januari s/d medio September 2017 ini gencar dilakukan Bulog di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulteng.
Bulog Sulteng, kata dia, bahkan dalam rangka meningkatkan realisasi pengadaan dan kualitas beras yang dibeli dari petani di sejumlah sentra produksi di wilayah Sulteng telah menaikkan harga pembelian beras petani.
"Kami sekarang ini membeli diatas standar harga yang ditetapkan pemerintah," kata Bahar.
Stadar harga beras ditetapkan pemerintah melalui Inpres Nomor 5 Tahun 2015 sebesar Rp7.300/kg. "Tapi Bulog Sulteng sejak beberapa waktu lalu sudah mulai membeli beras petani dengan harga Rp8.030/kg," kata Bahar.
Dengan kenaikan harga pembelian, Bulog Sulteng berharap bisa mendongkrak realisasi penyerapan beras lebih besar lagi pada semester II (Juli-Desember) 2017.
Mengenai rencana pengiriman beras 2.000 ton ke Provinsi "Nyiur Melambai" itu, Bahar mengatakan dalam waktu dekat akan direalisasikan.
Bulog rencana membeli beras petani di Sulteng pada musim panen (MP) 2017 ini sebanyak 42.160 ton dan niscaya bisa terealisasi 100 persen, bahkan kemungkinan besar melebihinya.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar