Analis Monex Investindo Futures Putu Agus di Jakarta, Kamis, mengatakan dolar AS mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul munculnya nama Jerome Powell sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Janet Yellen sebagai pimpinan The Fed.
"Powell saat ini merupakan anggota FOMC, pasar menganggap Powell memiliki sikap lebih hati-hati untuk menaikan suku bunga (dovish), sehingga ketika namanya muncul menjadi kandidat pimpinan The Fed, dolar AS cenderung melemah," katanya.
Ia menambahkan bahwa menurunnya yield obligasi Amerika Serikat turut menjadi salah satu faktor yang menekan dolar AS. Pelaku pasar uang saat ini cenderung wait and see terhadap pembahasan rencana pemotongan pajak dan masa depan undang-undang kesehatan Amerika Serikat.
Analis Binaarthe Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa rupiah masih memiliki ruang untuk melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS di tengah sentimen dari Amerika Serikat yang cenderung dovish terhadap suku bunga acuannya.
"Pelaku pasar di dalam negeri mengambil kesempatan dovish itu dengan kembali melakukan akumulasi aset-aset berdenominasi rupiah. Permintaan aset yang meningkat akan mendorong rupiah terapresiasi," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, penguatan rupiah masih harus kembali diuji ketahanannya mengingat sentimen yang beredar dapat berubah. Oleh karena itu, pelaku pasar diharapkan tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pergerakan rupiah kembali bervariasi.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar