Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa nilai tukar rupiah bergerak positif terhadap dolar AS seiring dengan sentimen dari dalam negeri yang cenderung positif.
"Indeks Keyakinan Konsumen yang meningkat menjaga kepercayaan pasar terhadap ekonomi nasional," katanya.
Bank Indonesia mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2017 sebesar 123,8, lebih tinggi dari 121,9 pada Agustus 2017. Meningkatnya optimisme konsumen tersebut terutama didorong oleh ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan rupiah relatif terbatas menyusul harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan. Melemahya harga minyak mentah dunia cukup mempengaruhi pergerakan mata uang komoditas.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,18 persen menjadi 50,70 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,16 persen menjadi 56,91 dolar AS per barel.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa sentimen The Fed yang merencanakan untuk menaikan suku bunganya pada akhir tahun ini turut menjadi faktor penahan rupiah untuk terapresiasi lebih tinggi.
"Belum lagi sentimen mengenai rencana Presiden AS Donald Trump yang merencanakan pemangkasan pajak perusahaan di Amerika Serikat. Sentimen-sentimen itu dinilai dapat mendorong ekonomi AS yang akhirnya dapat memicu permintaan dolar AS," ujarnya.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar