"Secara langsung belum terdampak abu vulkanik dibuktikan dengan paper test, masih nihil," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi di Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Untuk itu, operasional bandara setempat masih normal meski sejumlah maskapai penerbangan membatalkan jadwal dari dan menuju Bali.
Sejak erupsi kedua dengan ketinggian abu vulkanik sekitar 1.500 meter di atas puncak gunung pada Sabtu (25/11) hingga saat ini dengan ketinggian abu sekitar 6.000 meter, sudah ada 26 jadwal penerbangan membatalkan rute keberangkatan dan kedatangan di Bali.
Sebagian besar jadwal penerbangan itu melayani rute internasional dari maskapai berbendera asing di antaranya Jetstar, Virgin Airlines, KLM, Air Asia Malaysia, Qantas Airways serta satu maskapai dari Belanda yakni KLM.
Selain itu juga maskapai penerbangan Cathay Airlines, Malindo Air dan Hong Kong Airlines.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim menambahkan pembatalan jadwal tersebut merupakan kebijakan masing-masing maskapai meski bandara setempat beroperasional normal.
Terkait penanganan penumpang, Arie menambahkan calon penumpang ditangani oleh maskapai penerbangan sendiri.
"Meski demikian bagi maskapai berbiaya murah yang kemungkinan tidak menyediakan akomodasi, calon penumpang masih bisa menggunakan area publik di sekitar bandara untuk beristirahat sejenak," ucap Arie.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan level peringatan penerbangan menjadi merah menyikapi aktivitas Gunung Agung yang erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 6.142 meter di atas permukaan laut.
"Kalau ketinggian kolom abu sudah lebih dari 6.000 meter di atas permukaan laut, bukan di atas puncak maka VONA jadi red," kata Kepala PVMBG Kasbani.
PVMBG melalui Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA) mengeluarkan status baru untuk peringatan penerbangan itu pada Minggu (26/11) setelah sebelumnya berada dalam status orange.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar