"Hal ini belum pernah ada dalam 72 tahun sejarah Republik Indonesia ini," kata Menteri dalam acara Rembuk Desa Nasional di Desa Panggungharjo Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin.
Menteri mengatakan bahwa desa juga mampu membangun jembatan secara kumulatif sepanjang 9.000 kilometer, puluhan ribu pendidikan anak usia dini (PAUD), polindes, dan ratusan drainase, serta ratusan bangunan penahan tanah longsor.
"Jadi, desa bisa. Selama 3 tahun ini Bapak Presdien telah memberikan lebih dari Rp127 triliun dana desa dan terus akan ditingkatkan," kata Menteri.
Meski demikian, Menteri mengakui bahwa bangsa Indonesia saat ini masih punya PR (pekerjaan rumah) banyak, di antaranya dalam pengentasan desa-desa tertinggal dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan yang saat ini masih tinggi.
"Walaupun pemerintah saat ini ditugaskan dalam RPJM untuk mengentaskan 5.000 desa tertinggal menjadi berkembang dan 2.000 desa berkembang menjadi desa maju, dan sudah terlampuai target itu, masih banyak desa kita yang tertinggal," katanya.
Menteri menambahkan bahwa masih banyak warga kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. "Jadi, tugas kita masih belum selesai, tugas kita masih banyak," katanya.
Menteri juga tidak memungkiri masih ada kepala desa yang tersandung berbagai kasus sehingga menjadi tugas bersama-sama untuk membantu dan saling mengingatkan walaupun kasus itu kecil tidak sampai 1 atau 2 persen.
"Jumlah desa kita sangat banyak sekitar 74.000 desa, jadi kalau sampai 1 persen kepala desa yang bermasalah saja, itu sudah 740 desa. Jadi, itu tugas kita untuk memastikan bahwa itu benar-benar tidak terjadi," katanya.
Oleh sebab itu, Menteri berharap kepada semua pihak terkait, baik tingkat kabupaten maupun para penggiat desa, saling bekerjasama agar masalah yang menimpa desa tidak terjadi karena program yang kurang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar