"Sentimen positif baik dari eksternal dan internal yang relatif terbatas, membuat pergerakan IHSG cenderung tertahan," kata Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere.
Dari eksternal, Nico Omer mengemukakan, investor sedang menyoroti perkembangan rencana reformasi pajak Amerika Serikat yang dibayangi ketidakpastian menyusul adanya halangan dari senat Amerika Serikat yang mengajukan reformasi pajak berbeda dari rencana sebelumnya.
Sementara di dalam negeri, lanjut dia, investor sedang mencermati hasil penilaian perkembangan ekonomi Indonesia dari lembaga pemeringkat global Fitch Ratings dan Moody's di tengah kinerja penerimaan negara yang relatif masih rendah.
"Sebagian pelaku pasar khawatir kondisi itu dapat mempengaruhi pada peringkat utang Indonesia. Namun, pemerintah optimistis terhadap fundamental ekonomi nasional akan terus membaik," katanya.
Namun analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan koreksi saham di dalam negeri bersifat jangka pendek, menilai penurunan itu sebagai hal wajar setelah IHSG sempat mencatatkan rekor tertinggi baru.
"Dengan fundamental ekonomi nasional yang masih kuat maka dapat dijadikan momentum bagi investor untuk tetap melakukan akumulasi beli dalam jangka panjang," kata William.
Di tingkat regional, indeks bursa Nikkei naik 64,16 poin (0,29 persen) ke 22.559,36; indeks Hang Seng melemah 50,46 poin (0,17 persen) ke 29.635,73; dan Straits Times melemah 0,49 poin (0,01 persen) ke posisi 3.435,27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar