"Kami sangat membutuhkan alat pengering ikan, agar kualitas abon cakalang yang dihasilkan bisa bersaing di pasar," ujar Mahani Datu, salah satu perajin abon cakalang, Senin di Gorontalo, saat bertatap muka dengan Wakil Bupati Roni Imran, pada kunjungan kerjanya di desa pesisir itu.
Menurut dia, kendala utama para perajin saat ini adalah minimnya modal usaha, maka belum bisa membeli alat pengering ikan.
Padahal abon ikan cakalang yang dihasilkan kata Mahani, sangat diminati konsumen, bahkan sudah bisa dipasarkan di wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Gorontalo.
Harga abon cakalang dijual Rp15 ribu/150 gram.
"Produk ini sangat diminati, namun kami belum optimal memproduksinya sebab terkendala tidak adanya alat pengering ikan," ujarnya.
Dalam sekali produksi, Mahani mengaku, kelompok usahanya bisa menghasilkan 20 kilo gram abon.
Usaha ini dilakukan secara berkelompok, khusus di dusun tersebut terdapat dua kelompok ibu-ibu rumah tangga yang dibentuk melalui bantuan program CCDP-IFAD Kementerian Kelautan dan Perikanan RI atau program pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir.
Ia berharap, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat kembali meninjau atau mengevaluasi usaha masyarakat di wilayah pesisir, agar bisa meningkatkan penyaluran bantuan usaha, mengingat aktivitas ini perlu dilakukan berkelanjutan sesuai potensi desa.
Wakil Bupati Roni Imran mengaku, pemerintah daerah sangat mendorong peningkatan usaha perekonomian yang dilakoni masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Rencananya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, pemerintah daerah akan meningkatkan bantuan modal usaha untuk 78 desa pesisir di daerah itu.
Termasuk membangun infrastruktur memadai, seperti dermaga perahu dan pemecah ombak "break water" agar aktivitas nelayan dapat berjalan lancar dan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar