"Laju dolar AS tertahan di pasar Asia, termasuk terhadap mata uang rupiah menyusul sentimen peluncuran rudal terbaru dari Korea Utara," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa Korea Utara kembali melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua yang diklaim mampu menjangkau Amerika Serikat dan Eropa. Uji coba rudal itu dilakukan setelah jeda selama 2 bulan.
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan dolar AS relatif terbatas menyusul pernyataan optimistis Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Rancangan Undang-Undang Pajak yang diloloskan senat.
Selain itu, lanjut dia, ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed pada Desember 2017 turut menjadi salah satu faktor yang menahan tekanan dolar AS lebih dalam.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Pryambada menambahkan bahwa optimisme yang disampaikan Menko Perekonomian Darmin Nasution mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi akan terus membaik hingga beberapa tahun ke depan menjaga fluktuasi rupiah.
"Pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa menyentuh level 6 persen pada tahun 2020," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (29/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.515 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.527 per dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar