Muatan sebanyak 6000 ton lebih langsung dibongkar di Pelabuhan Indah Kiat Cilegon, setelah sebelumnya sempat tertahan di perairan Merak selama tiga hari.
Aktivitas bongkar muat diawasi langsung oleh Bulog Subdivre Tangerang, pihak Kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean Merak, Balai Karantina Pertanian kelas II Cilegon, dan Kepolisian di pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Rabu.
Pembongkaran dilaksanakan setelah sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengecekan fisik oleh petugas BKP kelas II Cilegon untuk mewaspadai masuknya hama yang terbawa dari negara asal.
Hal ini juga dibenarkan Rahmat Kurnia selaku koordinator fungsional karantina tumbuhan, pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon.
"Sebetulnya beras impor ini sudah di fumigasi oleh karantina negara asal, tetapi untuk mengantisipasi masih adanya hama yang terbawa kami kembali melakukan pengecekan. Yang sudah kelihatan secara fisik bagus kita izinkan dibongkar. Tapi ini kan belum semua, nanti kalau ada, akan kami stop kapal dan muatan kami bawa ke tengah untuk di fumigasi ulang," katanya menjelaskan.
Sedangkan Kasi Operasional Pelayanan Publik Sub Drive Tangerang, Heru Stadyanto mengatakan ribuan ton beras tersebut rencananya akan dibawa untuk disimpan sementara di pergudangan yang berada di wilayah Cikande, Banten.
"Pengirimannya ke gudang Bulog DBM Cikande. Telah kita siapkan tiga unit gudang untuk menampung beras ini," jelasnya.
Proses bongkar muat ribuan ton beras pun ditarget akan rampung sebelum satu pekan, sejak hari ini.
Setidaknya ada 50 truk berukuran besar untuk mengangkut beras impor ini, yang rencananya akan disimpan di area komplek pergudangan Bulog di Wilayah Cikande Kabupaten Serang.
Sebelumnya sempat diberitakan, kapal yang bertolak dari pelabuhan Ho Chi Minh City ini telah tiba di perairan Merak sejak Minggu (11/2). Namun belum dapat dilakukan pembongkaran karena terganjal dokumen yang belum lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar