Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Gorontalo Abdul Asman, Senin, mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada tujuh kelompok pengeluaran rumah tangga.
Yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,77 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,16 persen, kelompok perumahan 0,08 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,44 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi 0,07 persen.
"Dari kawasan timur Indonesia terjadi inflasi perdesaan di seluruh provinsi," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa inflasi tertinggi yakni Provinsi Sulawesi Barat sebesar 1,55 persen, diikuti oleh Provinsi Gorontalo sebesar 1,44 persen, kemudian Sulawesi Utara sebesar 1,41 persen dan Sulawesi Tenggara 1,31 persen.
Sedangkan untuk Kota Gorontalo, pada bulan Januari 2018 mengalami inflasi sebesar 0,68 persen. Inflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks di enam kelompok pengeluaran dan satu kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks.
Ia menjelaskan, laju inflasi tahun kalender sebesar 0,68 persen dan laju inflasi year on year dari bulan Januari 2018 terhadap bulan Januari 2017 sebesar 3,72 persen.
"Inflasi inti bulan Januari di Kota Gorontalo sebesar 0,28 persen, inflasi yang diatur pemerintah sebesar 0,02 persen dan inflasi bergejolak sebesar 2,28 persen," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar