"Pengiriman lobster air tawar ke Tiongkok mulai rutin dilakukan sejak akhir tahun 2017 lalu," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Darwin Muksin di Manado, Senin.
Darwin mengatakan di bulan Februari 2018 ini ada sebanyak 100 kilogram lonster air tawar yang diekspor ke Tiongkok dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 450 dolar Amerika Serikat.
Hal ini juga bisa terlaksana, katanya, karena pengekspor memanfaatkan cargo pesawat carter Manado-Tiongkok setiap bulannya.
"Saya harap pengekspor dapat memanfaatkan pesawat carter Manado-Tiongkok yang hampir setiap pekan ada rute tersebut," jelasnya.
Pemerintah akan terus melakukan promosi ke Tiongkok sehingga semakin banyak produk Sulut diekspor ke negara tersebut.
"Karena kargo penerbangan Rute Manado-Tiongkok masih sangat besar," jelasnya.
Lobster Air Tawar (LAT) atau Freshwater Crayfish merupakan binatang air yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Harganya yang cukup tinggi, sekitar 150-250 ribu rupiah /kg, membuat budidaya lobster air tawar menjanjikan keuntungan bila dilakukan dengan teknik yang benar.
Habitat asli Lobster Air Tawar adalah di sungai dan di rawa-rawa serta danau. Namun demikian, banyak sarana yang dapat digunakan.
Media budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah.
Pada budidaya secara extensif petani hanya menaruh indukan pada kolam tersebut pada masa berkala kolam tersebut dikeringkan dan lobster yang sudah memenuhi ukuran komersial akan dijual dan sisanya akan dikembalikan ke kolam tanah tersebut.
Budidaya secara intensif petani mulai memberi pakan ke dalam kolam dengan berbagai macam makan sayur-sayuran termasuk pakan komersil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar