"Dari jumlah kebutuhan sebanyak itu, kami bekerjasama dengan peternak dan pemasok menyiapkan sejumlah 13.022.857 ekor atau setara dengan 13.414 ton daging ayam segar secara berkala," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Jumat.
Berdasarkan jumlah yang disiapkan itu, lanjut Dadang, maka diprediksi masih ada kelebihan sebanyak 268.061 ekor atau setara dengan 277 ton.
Untuk itu ia minta masyarakat tidak panik atau membeli ayam secara berlebihan, karena jika banyak warga yang khawatir lalu membeli dalam jumlah banyak untuk stok di rumah, maka hal ini akan menyebabkan harga naik sehingga daging ayam akan menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi.
Selain menyediakan ayam hidup, pihaknya bekerjasama dengan pedagang juga menyiapkan ayam beku yang biasa dijual di pasar swalayan, yakni jumlah yang disediakan sebanyak 208,2 ton yang juga didatangkan secara berkala.
Ia meyakini jumlah stok sebanyak itu masih berlebih karena pihaknya memprediksi ayam beku yang dibutuhkan masyarakat selama Ramadhan hingga Idul Fitri mencapai 207,2 ton, sehingga diprediksi masih ada sisa lebih sekitar 1 ton daging ayam beku.
Menurut Dadang, jumlah ayam yang dikonsumsi warga Kaltim, sebagian besar sudah mampu dicukupi oleh peternak lokal yang mencapai 90,80 persen, sedangkan sisanya yang tercatat 9,20 persen masih didatangkan dari luar daerah seperti dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Meski sudah banyak dicukupi oleh peternak lokal, namun pihaknya tetap gencar membina peternak dan mendorong masyarakat agar tetap mengembangkan unggas, terutama ayam yang masih menjadi konsumsi favorit bagi masyarakat.
"Jika kekurangan ayam yang 9,20 persen tersebut mampu dicukupi oleh peternak lokal dengan cara terus mengembangkannya, atau ada masyarakat yang baru berusaha membangun peternakan ayam, maka ke depan Kaltim bisa swasembada daging ayam," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar