Festival itu diakui, Lurah Dembe Satu, Adriyun Katili, setiap tahun digelar oleh pemerintah kelurahan, bersama LPM, tim penggerak PKK, Karang Taruna dan pengurus RT/RT, tokoh masyarakat, tokoh adat dan agama, karena sudah menjadi tradisi yang ditinggalkan leluhur.
"Tim kerja lurah bersama dengan lembaga-lembaga di desa itu sudah melakukan rapat persiapan pelaksanaan festival. Rencananya, kegiatan itu akan berlangsung 29 September setelah Salat Isya," katanya, Senin.
Ia menjelaskan, festival tersebut merupakan kegiatan tahunan yang menunjang Dembe Satu sebagai kelurahan wisata budaya. Bahkan pelaksanaannyaa murni secara swadaya oleh seluruh masyrakat setempat.
Nantinya, masyarakat akan menyajikan kue Apangi di setiap rumah-rumah, posko RT/RW, sekolah dan masjid yang tersebar di Kelurahan Dembe Satu.
"Lewat media, kami mengundang kepada seluruh masyarakat di Gorontalo untuk datang dan menikmati kue Apangi secara gratis," katanya lagi.
Tambahnya, masyarakat yang nanti akan datang di festival tersebut, bisa menikmati kue Apangi, sesuai pilihan mereka, misalnya menikmatinya di posko atau rumah warga.
Fandri (24), mahasiswa asal Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, mengaku kagum dengan festival itu, karena sanggup mengangkat citra kue Apangi.
"Saya tahun lalu datang ke festival itu, kuenya enak. Saya serasa menikmati kue di kampung. Saya berharap kue-kue lokal seperti itu bisa terus dileastarikan oleh masyarakat," tutupnya.
Editor: Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar