Adam Mohamad (47), petani dan pengelolah kopra di Kwandang, Minggu, di Gorontalo, mengatakan, harga kopra turun dari Rp10.000/kg menjadi Rp8.500/kg.
Namun kata ia, turunnya harga tersebut tidak berpengaruh pada aktivitas petani, meski saat ini musim hujan melanda wilayah itu.
"Aktivitas tetap tinggi, meski pengelolah harus menghadapi cuaca ekstrim, sebab hujan intensitas tinggi melanda wilayah ini, maka aktivitas penjemuran semakin ditingkatkan dengan cuaca yang tidak menentu," ujarnya.
Diakui Adam, kendala yang dihadapi yaitu minimnya sarana dan prasarana penjemuran.
Biasanya kata ia, mereka menumpang di bak-bak penjemuran padi, namun musim penghujan mengharuskan mereka mengantri dengan aktivitas penjemuran padi.
"Kami terpaksa menjemur kopra memanfaatkan ruas jalan aspal yang belum dimanfaatkan, agar komoditas ini bisa kering sempurna," ujar Adam.
Sementara Husain (47) meminta pemerintah daerah mendukung aktivitas tersebut dengan membangun fasilitas pengeringan yang memadai.
"Untuk menjemur kopra, kami membayar buruh seharga Rp150 per kilo gram, namun fasilitas penjemuran cukup terbatas sebab hanya mengandalkan bak-bak penjemuran padi," ujar Husain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar