"Untuk menstabilkan harga menghadapi bulan suci Ramadan dan Idul Fitri. Kami laporkan, kami sudah bertemu asosiasi, asosiasi daging, Ayam, telur, beras, seluruh pangan strategis dan kita sepakat," kata Amran usai dipanggil Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Dia juga mengaku pihaknya sudah menandatngani kesepakatan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk menjaga harga tetap stabil.
"Bahkan Pak Wakil Gubernur mengatakan bila perlu lebih stabil dari tahun lalu, Insya Allah, stock kita sudah dipersiapkan sejak awal," ungkap Amran.
Mentan juga mengaku akan memotong mata rantai distribusi dari daerah agar tidak terjadi gejolak harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
"Stok itu kita harus mempersiapkan bulan suci Ramadan. Stok itu naik dari total kebutuhan 30-40 persen, untuk mengantisipasi gejolak harga. Kita bekerja dari awal," ungkapnya.
Amran juga mengaku stok beras aman karena saat ini merupakan puncak panen dan khusus untuk bawang putih impor sudah dipersiapkan dari sekarang.
"Kemudian bawang merah, daging kita siapkan dari sekarang. (Daging) Kita sudah mempersiapkan 100 ribu ton," ungkapnya.
Dia juga mengatakan pihaknya bersam pemerintah daerah akan melakukan intervensi jika ada gejolak harga di pasar dan bahkan operasi pasar akan dilakukan dari awal.
"Ya kita siapkan, intervensi manakala harga naik, kita bekerjasama dengan Pemda DKI, operasi pasar dari sekarang bukan Ramadan nanti, kita harus lebih awal," tegasnya.
Mentan juga mengaku beberapa komoditi lokal sudah bisa impor, sehingga tidak alasan lagi menaikan harga karena tidak ada pasokan.
"Tidak ada alasan lagi ayam harganya naik, telur harganya naik, bawang merah harganya naik, cabai cukup, nah kita sudah ekspor, dulu kita impor, sekarang sudah ekspor, jadi tdak ada alasan lagi harganya naik, jagung ekspor," katanya.
Mentan mengaku bawang merah sudah ekspor ke enam negara, sehingga bisa mendorong kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar