"Dolar AS sedikit bergerak menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa dolar AS masih akan bergerak dalam rentang yang terbatas seiring dengan meningkatnya kembali ekskalasi ancaman perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok setelah Presiden AS Donald Trump menginstruksikan untuk menaikkan tarif barang impor Tiongkok dari sebelumnya 50 miliar dolar AS menjadi 100 miliar dolar AS.
"Rupiah kemungkinan masih akan bergerak di rentang Rp13.730 s.d. Rp13.780 per dolar AS," paparnya
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan pergerakan rupiah masih terlihat mendatar terhadap dolar AS. Hal ini diharapkan dapat kembali terapresiasi seiring dengan kondisi ekonomi di dalam negeri yang masih cukup kondusif menyusul beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
"Langkah pemerintah yang akan menerapkan kebijakan baru terkait dengan insentif berupa tax holiday diharapkan dapat menjaga stabilitas rupiah," katanya.
Ia mengemukakan bahwa fasilitas tax holiday yang baru memberikan pengurangan PPh badan atas penghasilan dari kegiatan usaha utama sebesar 100 persen dari jumlah terutang bagi wajib pajak badan yang melakukan penanaman modal baru pada industri pionir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar