Terutama peminatnya dari kalangan generasi muda yang ingin mendapatkan pakaian impor dengan harga terjangkau.
Salah seorang pembeli pakaian impor, Rahmat (26), mengaku selalu memburu pakaian bekas setiap hari akhir pekan atau hari libur, karena baru dipasok dari daerah luar, sementara hari biasanya sudah sisa karena telah banyak dipilih pembeli lain.
"Sudah menjadi informasi umum kalau akhir pekan atau libur,banyak pakaian bekas yang di perdagangkan. Sekarang para pedagang itu menjual pakaian bekas di komplek pasar terminal Andalas," katanya.
Rahmat mengatakan, sebelum para pedagang berpindah di pasar terminal Andalas, mereka memperdagangkan di pasar Liluwo. Setelah dari Liluwo, para pedagang pindah di pasar Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Selain Rahmat, ada juga Ibrahim (42) yang selalu membeli pakaian bekas. Ia mengaku dengan membeli pakaian bekas layak pakai tersebut, bisa menghemat pengeluaran.
"Kalau beli di toko, mahal harganya. Dengan harga yang sama, saya bisa mendapatkan dua sampai tiga lembar pakaian di pasar, dibandingkan di toko pakaian,? katanya.
Rahmat dan Ibrahim sama-sama mengaku tidak takut terkena berbagai macam penyakit kulit karena menggunakan pakaian bekas. Terlebih pakaian itu berasal dari luar negeri.
Ibrahim mengaku sudah lama menggunakan pakaian bekas tersebut, namun sampai dengan hari ini, belum terkena penyakit kulit yang banyak orang perbincangkan.
?Saya selalu merendam pakaian bekas sebalum di cuci bersih, agar aman dimanfaatkan,? tutupnya.
Sementara, Angga, salah seorang penjual mengaku pakaian impor bekas ini diambil dari Makassar, yang sebelumnya para pengusaha menerima pasokan dari luar negeri.
"Kami hanya ambil dari pengusaha sebelumnya, dan kami jual lagi di Gorontalo," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar