Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo. Kementerian Pertanian merevisi anggaran sebesar Rp1 triliun untuk membeli 1.000 alat pengering padi tersebut.
"Ini kami revisi anggaran Rp1 triliun untuk membeli alat pengering, 1.000 unit, mulai sekarang. Nantinya tidak ada lagi keluhan kadar air tinggi," kata Amran, seusai menghadiri Rapat Koordinasi Serapan Gabah Petani (Sergap) 2018, di Jakarta, Rabu.
Menurut Amran, alat pengering padi yang nantinya akan dibagikan secara cuma-cuma kepada kelompok tani tersebut memiliki kapasitas 10-20 ton. Diharapkan, dengan 1.000 unit pengering padi tersebut, maka diharapkan bisa memenuhi kapasitas 10-15 ribu ton per hari.
"Ini dibagikan gratis ke petani di seluruh Indonesia, dan langsung bersinergi dengan Perum Bulog," ujar Amran.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa dengan adanya alat pengering padi tersebut bisa meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan petani, sehingga serapan Perum Bulog bisa maksimal dan harga di tingkat petani stabil.
"Kita potong mata rantainya, kualitas terjamin karena ada alat pengering. Biaya produksi rendah, maka harga jual akan murah. Jadi konsumen menikmati harga yang murah, petani menikmati harga gabah tinggi," kata Budi.
Perum Bulog menggandeng Kementerian Pertanian dan TNI melalui gerakan Serap Gabah Petani (Sergap) Tahun 2018 guna meningkatkan penyerapan gabah petani dan untuk mengoptimalkan pengadaan gabah atau beras.
Tercatat, realisasi pengadaan gabah beras dalam negeri yang dilakukan oleh Perum Bulog hingga 8 Mei 2018 sebesar 678.238 ton, dimana target serapan pada 2018 sebesar 2,7 juta ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar