"Jangan sampai saat harga 90-100 dolar Amerika Serikat per barel, pemerintah baru tergopoh-gopoh menentukan kebijakan, karena yang akan dirugikan juga masyarakat," kata dia dalam pernyataannya, Kamis.
Politisi Gerindra itu menghendaki agar pemerintah dapat meningkatkan interaksi kepada masyarakat terkait dengan harga minyak dunia yang saat ini sudah mencapai sekitar 80 dolar Amerika Serikat/barel.
Menurut dia, sudah selayaknya saat ini disiapkan rencana strategis guna menyikapi kenaikan itu.
Sebagaimana diwartakan, Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam laporan mingguan, Rabu (23/5), persediaan minyak mentah komersial Amerika Serikat melonjak 5,8 juta barel dalam pekan yang terakhir 18 Mei, yang mengejutkan pasar karena sebagian besar analis memperkirakan penurunan.
Sementara itu, harga minyak masih berada di dekat tingkat tertinggi tiga tahun karena kekhawatiran geopolitik terus mendukung pasar.
Kekhawatiran geopolitik bahwa sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dapat mengurangi pasokan minyak mentah negara itu, telah menyebabkan harga minyak melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
Sedangkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan, bakal mencermati struktur biaya dan neraca keuangan dari PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) menanggapi posisi harga minyak mentah yang semakin tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar